Letusan Eksplosive Merapi dalam 100 tahun terakhir
Wedhus gembel dalam bahasa latin ditulis nuees ardentes....adalah guguran lava pijar disertai awan panas yang meluncur menuruni lereng gunungapi. Kebanyakan frekuensi nuees ardentes (wedhus gembel) jarang tererupsi, tetapi Gunungapi paling aktif di dunia, Gn. Merapi di perbatasan Magelang-Yogya secara teratur menunjukkan frekuensi wedhus gembel yang cukup sering. Ledakan wedhus gembel biasanya kurang eksplosif dan kurang berbahaya, karena jangkauannya yang tidak terlalu jauh.
Gambar 1. Letusan tipe merapi dengan wedhus gembel sebagai pencirinya, klik untuk perbesar
Wedhus gembel terus dilepaskan dari bawah kubah lava (lava dome) yang terbentuk di puncak Merapi. Kubah lava terbentuk akibat adanya proses pembekuan yang cepat dari magma yang naik ke kepundan atau puncak gunungapi. Kubah tersebut makin membesar seperti membengkak. 'Tonjolan' kubah di atas sisi barat gunung Merapi seperti menyumbat, lalu kulit kubah lava bagian terluar runtuh dan hancur menuruni lereng, yang menyebabkan tekanan pada relief lereng diikuti pelepasan wedhus gembel yang tiba-tiba. Posisi topografi kubah Merapi menentukan frekuensi letusan wedhus gembel. Jika kubah itu bertahan, mungkin akan tumbuh lebih besar dan hanya akan dapat dihancurkan oleh tekanan yang lebih kuat dari dapur magma, tetapi biasanya tipe Merapi memiliki tekanan yang kecil jika dibandingkan dengan erupsi nuees ardentes tipe Pelean. Letusan pada tahun 2006 lalu memiliki kecenderungan tipe Pelean dengan jarak luncuran wedhus gembel mencapai belasan kilometer.
Gambar 2. Letusan tipe Pelean yang memiliki energi lebih kuat dari tipe Merapi juga bisa menghasilkan luncuran wedhus gembel, klik untuk perbesar
Namun tampaknya letusan Gunung Merapi pada tanggal 3 – 4 November 2010 menunjukkan perubahan ke arah tipe letusan Pelean, tetapi sedikit lebih eksplosif dari tipe Pelean, ditandai dengan ketinggian erupsi vertikal yang mencapai 4 km, sementara jangkauannuees ardentes yang menuruni lereng Merapi mencapai radius 15 - 20 km dengan kecepatan luncuran mencapai 200 km/jam (setara kecepatan mobil Formula-1). Sementara abu volkanik yang terbawa angin mencapai radius ratusan kilometer (mencapai Jawa Barat di Tasikmalaya, Ciamis, Garut, sebagian Bandung, sebagian Bogor, Bekasi sementara di Jawa Tengah mencapai Klaten, Purworejo, Banyumas, Boyolali). Letusan yang eksplosif dan kuat sebenarnya bukan karakter sebuah gunungapi tipe Merapi, letusan kuat dan eksplosif seperti pada tanggal 3 - 4 November 2010 bisa saja menghancurkan kubah lava yang ada. Jika benar, hancurnya kubah lava semoga dapat mengurangi hambatan tekanan akibat akumulasi gas magma di perut Merapi, dengan demikian energi erupsi menjadi berkurang.....wallahualam
Berikut beberapa klasifikasi tipe letusan gunungapi di dunia:
Gambar 3. Tipe-tipe letusan gunungapi di dunia, klik untuk perbesar
Foto 1: wedhus gembel menuruni lereng Merapi, seperti karakternya, klik untuk perbesar (foto detik.net)
Foto 2: Letusan/erupsi eksplosif Merapi yang membentuk kolom vertikal setinggi >4 km dalam 100 tahun terakhir pada tanggal 4 November 2010, klik untuk perbesar (foto diambil dari Klaten oleh James Wray)
Referensi: http://library.thinkquest.org/C0112681/Eng/Normal/Eruption/Eruption_Styles/Pelean.htm
Info lebih lanjut dari beberapa pakar senior bisa disimak di:
http://www.detiknews.com/read/2010/11/08/160358/1489557/159/dr-andang-bachtiar-merapi-ada-faktor-penunjaman-lempeng-samudera?nd991107159
dan:
http://www.detiknews.com/read/2010/11/05/221229/1487840/158/dr-eko-teguh-kandungan-gas-penyebab-tipe-letusan-merapi-berubah
Wedhus gembel dalam bahasa latin ditulis nuees ardentes....adalah guguran lava pijar disertai awan panas yang meluncur menuruni lereng gunungapi. Kebanyakan frekuensi nuees ardentes (wedhus gembel) jarang tererupsi, tetapi Gunungapi paling aktif di dunia, Gn. Merapi di perbatasan Magelang-Yogya secara teratur menunjukkan frekuensi wedhus gembel yang cukup sering. Ledakan wedhus gembel biasanya kurang eksplosif dan kurang berbahaya, karena jangkauannya yang tidak terlalu jauh.
Gambar 1. Letusan tipe merapi dengan wedhus gembel sebagai pencirinya, klik untuk perbesar
Wedhus gembel terus dilepaskan dari bawah kubah lava (lava dome) yang terbentuk di puncak Merapi. Kubah lava terbentuk akibat adanya proses pembekuan yang cepat dari magma yang naik ke kepundan atau puncak gunungapi. Kubah tersebut makin membesar seperti membengkak. 'Tonjolan' kubah di atas sisi barat gunung Merapi seperti menyumbat, lalu kulit kubah lava bagian terluar runtuh dan hancur menuruni lereng, yang menyebabkan tekanan pada relief lereng diikuti pelepasan wedhus gembel yang tiba-tiba. Posisi topografi kubah Merapi menentukan frekuensi letusan wedhus gembel. Jika kubah itu bertahan, mungkin akan tumbuh lebih besar dan hanya akan dapat dihancurkan oleh tekanan yang lebih kuat dari dapur magma, tetapi biasanya tipe Merapi memiliki tekanan yang kecil jika dibandingkan dengan erupsi nuees ardentes tipe Pelean. Letusan pada tahun 2006 lalu memiliki kecenderungan tipe Pelean dengan jarak luncuran wedhus gembel mencapai belasan kilometer.
Gambar 2. Letusan tipe Pelean yang memiliki energi lebih kuat dari tipe Merapi juga bisa menghasilkan luncuran wedhus gembel, klik untuk perbesar
Namun tampaknya letusan Gunung Merapi pada tanggal 3 – 4 November 2010 menunjukkan perubahan ke arah tipe letusan Pelean, tetapi sedikit lebih eksplosif dari tipe Pelean, ditandai dengan ketinggian erupsi vertikal yang mencapai 4 km, sementara jangkauannuees ardentes yang menuruni lereng Merapi mencapai radius 15 - 20 km dengan kecepatan luncuran mencapai 200 km/jam (setara kecepatan mobil Formula-1). Sementara abu volkanik yang terbawa angin mencapai radius ratusan kilometer (mencapai Jawa Barat di Tasikmalaya, Ciamis, Garut, sebagian Bandung, sebagian Bogor, Bekasi sementara di Jawa Tengah mencapai Klaten, Purworejo, Banyumas, Boyolali). Letusan yang eksplosif dan kuat sebenarnya bukan karakter sebuah gunungapi tipe Merapi, letusan kuat dan eksplosif seperti pada tanggal 3 - 4 November 2010 bisa saja menghancurkan kubah lava yang ada. Jika benar, hancurnya kubah lava semoga dapat mengurangi hambatan tekanan akibat akumulasi gas magma di perut Merapi, dengan demikian energi erupsi menjadi berkurang.....wallahualam
Berikut beberapa klasifikasi tipe letusan gunungapi di dunia:
Gambar 3. Tipe-tipe letusan gunungapi di dunia, klik untuk perbesar
Foto 1: wedhus gembel menuruni lereng Merapi, seperti karakternya, klik untuk perbesar (foto detik.net)
Foto 2: Letusan/erupsi eksplosif Merapi yang membentuk kolom vertikal setinggi >4 km dalam 100 tahun terakhir pada tanggal 4 November 2010, klik untuk perbesar (foto diambil dari Klaten oleh James Wray)
Referensi: http://library.thinkquest.org/C0112681/Eng/Normal/Eruption/Eruption_Styles/Pelean.htm
Info lebih lanjut dari beberapa pakar senior bisa disimak di:
http://www.detiknews.com/read/2010/11/08/160358/1489557/159/dr-andang-bachtiar-merapi-ada-faktor-penunjaman-lempeng-samudera?nd991107159
dan:
http://www.detiknews.com/read/2010/11/05/221229/1487840/158/dr-eko-teguh-kandungan-gas-penyebab-tipe-letusan-merapi-berubah
Tidak ada komentar:
Posting Komentar