RoryHidayat">http://www.dreambingo.co.uk/RoryHidayat">

Cari Blog Ini.......

Mengenai Saya

Foto saya
Yogyakarta, Yogyakarta, Indonesia
I just ordinary boy, but I,m extraordinary boy

Total Tayangan Halaman

Rory Hidayat

Rory Hidayat
yang punya blog ni...yang Nulis...

Pengikut

Selasa, 16 November 2010

Mengapa Orang Arab itu Cantik2 dan Cakep2 ? hehehh....

Assalammualaikum Wr Wb..

Back To Rory Blog Spot.....

Selamat Lebaran buat kita semua.Selama kenal dan tidak kenal saya mohon maaf lahir bathin ya di hari yang Fitri ini...

.. kini saya mau nulis nulis

tentang Orang Arab :)


boleh2 boleh2 hehhhee... gk papa kan ??













Selera orang itu berbeda-beda begitu lah biasanya orang berpendapat, karena kalau sudah menuruti selera bisa jadi tidak objektif karena memang berdasarkan pendapat masing-masing setiap kepala memiliki pikiran masing-masing, menurut orang ini enak tapi belum tentu menurut orang lain begitu, menurut orang ini bagus bisa jadi menutut orang lain kurang atau bahkan tidak bagus.





Di Indonesia favorite artis saya adalah artis Korea seperti Hwang Jin Yi yang imut-imut itu atau bule-bule barat yang sering saya lihat dalam berbagai film-film barat dan Action atau para vokalis yang cantik cantik. jadi menurut saya orang yang paling cakep di dunia ini adalah ras bule-bule itu atau orang-orang sipit seperti Korea gitu waktu itu,, ituu Duluuuu, tapi SEKARANG setelah melihat orang orang arab secara langsung saya kok jadi berubah pikiran kalau orang-orang arab itu lebih cakep kalau dibandingkan dengan berbagai suku di dunia ini baik itu yang bule, india, cina ataupun asia. Dengan penuh penasaran saya tanyakan pendapat saya itu pada teman saya lainnya dan ternyata mereka mengamini pendapat saya alias setuju.




Meskipun tidak semua orang arab itu cantik atau tampan tapi kalau kita pas ketemu dengan orang arab yang paling cantik atau tampan memang masyaalah…. cakep banget. mereka tidak terlalu merah seperti bule.

Kebanyakan Ukti-ukti itu memakai abaya atau baju hitam menutupi selurut aurat. tapi yang membuat saya heran adalah biasanya rambut mereka agak sedikit terbuka di poninya meskipun berkerudung secara rapat tapi poni mereka biasanya kelihatan akan tetapi beberapa diantara mereka ada juga yang memakai kerudung rapat dan tidak memperlihatkan poninya bahkan ada pula yang bercadar. Dibalik cadar itu saja terkadang saya masih bisa melihat sorot tajam mata mereka.




Sedangkan untuk Akhi-akhinya mereka yang masih memegang teguh tradisi juga memakai thob atau pakaian panjang dengan surban di kepalanya itu. pertama saya dulu disini kaget karena ada beberapa diantara orang arab itu meskipun ngantor tapi memakai thob alias baju terusan panjang itu. bahkan distadion bolapun juga demikian. diantara kaum jetset mereka juga ada yang doyan dandan bak metroseksualnya jakarta gitu lah…







Didalam Abaya yang dipakai Ukti-ukti itu ternyata mereka juga gemar memakai pakaian-pakaian mahal, tas, parfum dan juga jam tangan mereka merek-merek seperti D&G, DKNY, Armani, Mark Jacobs,Guess, Hugo boss, Chanel, Louis Vuitton dll lekat dengan kehidupan mereka. Tidak hanya kaum wanita saja tapi Prianya juga atau si akhi-akhi itu juga doyan berbaju mahal dan bergelangkan rolex, bulova, Omega dan berbagai merek-merek international dengan harga selangit itu. Meskipun tidak semua tapi memang orang arab banyak yang tajir.


Family with Muslimah Arab :) heemmm hemmm....








Anda boleh setuju dan boleh juga tidak kalau orang arab itu cakep dan cantik, namanya saja juga selera dan pendapat boleh dunks beda... hehheeh saya Pribadi ingin memcari calon istri keturunan Arab,, hehhehhe.....Muslimah yang syarat islam dan istri2 sholelah....amin suatu saat nanti.............. heheh mudah2n dapat yaah hehehheeh.. :D

: D

hehehehhe



Gambar beberapa di unduh dari google dan koleksi pribadi saya ..

Awali dengan Senyuman


Awali dengan Senyuman



Senyum itu indah dan memperindah wajah, karena wajah yang tersenyum mencerminkan perasaan yang tenang. Senyum itu ibadah yang paling mudah dilakukan, tetapi mampu menyempurnakan kemuliaan akhlak. Senyum adalah kecantikan yang lahir dari hati dan jiwa, anugerah yang bisa menenangkan perasaan, menyejukkan dan menentramkan hati yang gelisah. Senyuman merupakan kosmetika wajah yang paling tulus dan berharga, tidak perlu dibeli dan bisa dipakai setiap saat, tidak menimbulkan iritasi dan menghambat penuaan dini secara alami. Dengan tersenyum, kita bisa menyenangkan orang lain, sedekah termurah yang penuh berkah. Menumbuhkan semangat dan memancarkan ketulusan hati. Karena itu, awali semua aktivitas kita dengan senyuman dan doa. Bismillah.

Mengapa kita harus tersenyum?

Senyum merupakan tanda awal ketulusan hati yang lebih berharga dari sebuah hadiah. Tersenyum bisa menghadirkan energi positif bagi diri sendiri dan orang lain. Tentu saja senyum yang dimaksud ialah senyum yang wajar, bukan senyum yang dibuat-buat. Senyum tulus yang lahir dari kelapangan dan kebersihan hati dan keikhlasan jiwa. Menjadi bukti kemurnian persahabatan dan tanda ketulusan cinta. Membuat wajah kita terlihat berseri dan kecantikan alamiah kita terpancar secara maksimal. Wajah cantik tanpa senyuman, tidak sedap dipandang mata. Riasan wajah yang mahal dan apik tampak biasa tanpa senyuman. Senyuman bisa mengubah penderitaan menjadi kegembiraan, menciptakan suasana nyaman bagi diri sendiri dan orang lain.

Begitu berartinya sebuah senyuman dalam kehidupan hingga Rasulullah SAW bersabda dalam hadits yang diriwayatkan At-Tirmidzi, Ibnu Hibban, dan Al-Baihaqi.

”Tabassumuka Fii Wajhi Akhiika Shodaqoh.”

Artinya, “Tersenyum ketika bertemu dengan saudara kalian adalah termasuk ibadah.”

Hadits ini mengajarkan kita betapa hal kecil yang sering kita nggap sepele dan kita abaikan ternyata memiliki nilai yang berharga dalam pandangan agama.

Dalam hadits lain yang diriwayatkan Ad-Dailamy, Rasulullah SAW bersabda:

”Sesungguhnya pintu-pintu kebaikan itu banyak: tasbih, tahmid, takbir, tahlil (dzikir), amar ma’ruf nahyi munkar, menyingkirkan penghalang (duri, batu) dari jalan, menolong orang, sampai senyum kepada saudara pun adalah sedekah.”

Hadits ini memberikan gambaran kepada kita bahwa kebaikan bisa kita lakukan dengan cara sederhana, sedekah itu tidak harus selalu kita lakukan dengan memberi sejumlah materi jika kita memang tidak punya apa-apa. Karena membuat gerakan ekspresif dengan menarik sudut bibir ke atas tanpa bersuara sudah merupakan sedekah.

Senyum memiliki fungsi yang luar biasa dalam mengubah dunia. Mengapa demikian? Karena senyum merupakan salah satu instrumen dakwah dan syiar Rasulullah SAW yang turut melengkapi kemuliaan budi pekertinya dalam etika pergaulannya dan dalam membina keharmonisan rumah tangganya. Suatu hari, seorang Badui Arab meminta sesuatu kepada Rasulullah SAW dengan menarik sorban beliau hingga tercekik, dan tarikan sorban itu meninggalkan bekas pada leher Rasulullah SAW. Orang ini berpikir, bahwa Rasulullah pasti marah setelah ia melakukan hal tersebu. Namun, yang terjadi adalah sebaliknya. Ia terkesima menatap Rasulullah SAW yang tidak marah atas perlakuannya yang sangat kasar, tatapi justru Rasulullah SAW tersenyum dengan ikhlas kepadanya. Akhirnya, senyum tulus Rasulullah SAW, membawa orang Badui ini menikmati indahnya Islam. Sebuah senyum yang didasari ketulusan dan keimanan mampu mengubah keyakinan seseorang. Ketulusan senyum dan kemuliaan budi pekertinya dalam berdagang bahkan berperang membuatnya mampu menyebarkan Islam hingga Kisra dan Persia.

Senyum Rasulullah SAW juga selalu teraplikasi dalam pergaulannya. Dalam sebuah hadits yang diriwayatkan At-Tirmidzi, Al-Husein Radliyallahu’anhu, cucu Rasulullah SAW menuturkan keluhuran budi pekerti beliau. Ia berkata, ”Aku bertanya kepada Ayahku tentang adab dan etika Rasulullah Shallahu ‘alaihi wa Sallam terhadap orang-orang yang bergaul dengan beliau. Ayahku menuturkan, ‘Beliau Shallahu ‘alaihi wa Sallam senantiasa tersenyum, berbudi pekerti lagi rendah hati, beliau bukanlah seorang yang kasar, tidak suka berteriak-teriak, bukan tukang cela, tidak suka mencela makanan yang tidak disukainya. Siapa saja mengharapkan pasti tidak akan kecewa dan siapa saja yang memenuhi undangannya pasti akan senantiasa puas…..” (Riwayat At-Tirmidzi)

Rasulullah Shallahu ‘alaihi wa Sallam juga merupakan seorang suami yang penuh canda dan senyum dalam kehidupan rumah tangganya.

Aisyah Radliyallahu’anha mengungkapkan, ”Adalah Rasulullah Shallahu ‘alaihi wa Sallam ketika bersama istri-istrinya merupakan seorang suami yang paling luwes dan semulia-mulia manusia yang dipenuhi dengan gelak tawa dan senyum simpul.” (Hadits Riwayat Ibnu Asakir)

Aisyah Radliyallahu’anha bercerita, yang artinya, “Tidak pernah saya melihat Raulullah Shallahu ‘alaihi wa Sallam tertawa terbahak-bahak sehingga kelihatan batas kerongkongannya. Akan tetapi tertawa beliau adalah dengan tersenyum.” (Hadits Riwayat Al-Bukhari)

Senyum yang tulus dapat memancarkan cahaya hati dan inner beauty kita, memberi kesan hangat dan ramah. Tersenyum mampu mendekatkan perasaan dan menumbuhkan ikatan kasih sayang yang mengeratkan hubungan hati. Bukan sekedar hubungan dan ikatan secara keturunan atau materi, tetapi ikatan dan hubungan persaudaran yang berlandaskan iman. Tersenyumlah, dan awali setiap hari dengan senyuman karena senyum memiliki banyak manfaat.

Apa saja manfaat senyum?

Pertama, secara penampilan senyum membuat kita lebih menarik karena daya tarik kita lebih tercermin lewat senyuman. Tersenyum mencerminkan pribadi yang menyenangkan dan bersahabat di mata orang lain, sehingga orang merasa nyaman dan senang di dekat kita. Dengan banyak tersenyum, pasti kita punya banyak teman dalam pergaulan kita. Senyum juga menunjukkan kebahagiaan yang turut memperbaiki penampilan seseorang, sehingga orang bisa lebih disegani dan dihormati.

Kedua, secara psikologis, senyum dapat mengurangi stress dan mengubah perasaan. Ketika kita merasa tertekan dan sedih, cobalah tersenyum, maka perasaan akan lebih baik dan pikiran lebih jernih dan positif. Saat tersenyum tubuh kita memberi sinyal-sinyal positif kehidupan, sehingga tubuh kita menerimanya sebagai anugerah. Faktor ini pula yang membuat senyum mampu meningkatkan imunitas tubuh secara psikologis karena senyum membuat perasaan dan pikiran lebih rileks. Fungsi imun akan meningkat dalam suasana dan kondisi yang rileks. Tersenyum juga mampu menularkan energi positif kepada orang lain. Dengan senyum, suasana menjadi lebih santai, ceria dan bisa membuat perasaan orang lain bahagia. Di samping itu, senyum dapat memberi kesan berseri dan optimis. OPtimisme yang tampak membuat orang lebih diandalkan dalam karir, sehingga bisa membantu meraih kesuksesan.

Ketiga, ditinjau dari segi kesehatan, senyum sama dengan olah raga yang bermanfaat untuk mengurangi infeksi paru-paru, mengurangi sakit jantung, meningkatkan semangat mengurangi dua hormon dalam tubuh yaitu eniferin dan kortisol, serta menghasilkan endorphin, pemati rasa alamiah dan serotonin yang merupakan hormon pengendali rasa sakit, sehingga senyum bisa mempercepat proses penyembuhan penyakit dan mengurangi rasa nyeri. Dari segi kecantikan, senyum merupakan obat awet muda karena senyum menggerakkan banyak otot wajah, sehingga otot wajah terlatih dan kencang.

Keempat, secara spiritual, senyum memberikan manfaat sebagai penyejuk rohani, tanda kemurahan hati dan tentu saja ibadah karena senyum merupakan sedekah. Yang penting kita bisa menempatkan senyum dalam waktu dan kondisi yang tepat.

Tersenyumlah, dan awali setiap aktivitas kita dengan senyuman dan akhiri setiap usaha dengan tersenyum dan berdoa. Alhamdulillah. InsyaAllah, hati dan pikiran kita lebih berenergi.Hadits dikutip dari : Kumpulan Hadits

Makna Indahnya "PERGI HAJI"





Assalamu'alaikum wahai saudaraku.......Selamat idul adha bagi kita...seomga mubarak bagi kita semua.....Saya pribadi memohon maaf kepada teman-teman...minal adzin wal faidzin.....


Hari ini saya tertengun setelah melihat banyaknya orang yang melaksanakan haji....rasanya ingin sekali
tapi Allah belum memanggilnya..Mudah2n suatu saat nanti kita semua bisa melaksanakan ibadah rukun islam ke 5 ini,,,amin amin...Ya Allah kabulkanlah do,a kami Ya Robbi..


...ketika hari aku ini melihat orang yang berwukuf jumlahnya 3,5 juta orang lebih dari seluruh penjuru dunia,,,,tertengun dan bangga melihat saudara2 kita di sana...

batin terus berkata.

Kapan Kapan ??

Sampai kah umur ku untuk melaksanakan ibadah haji...

Sungguh haji adalah ibadah yang paling berat....

tapi arti haji adalah sangat luar biasa,,,haji bukanlah tittle atau jabatan... tapi haji adalah hati....hati kita sebagai seorang muslim...


Saya semakin rindu ketika mendengarkan lagu ini :


Pergi Haji

Artinya Menuju Allah Yang Esa

Membawa Hati dan Diri Yang Hina

Memberi Hadiah Kepada Allah

Berhati-hatilah Menghadap-nya


Setiap Hamba

Pergi Haji Dengan Segala Yang Baik

Hati Yang Baik Akhlak Yang Baik

Harta Yang Halal Hati Yang Bersih

Niat Yang Suci Amal Mulia


Pergi Haji

Ilmu Tentangnya Mestilah Ada

Agar Syarat dan Rukun Tepat Sempurna

Sah dan Batalnya Dapat Dijaga

Agar Amalan Hajinya Tidak Sia-sia


Tata Tertib dan Akhlak Kenalah Jaga

Buatlah Dengan Tenang Serta Tawadu

Sabar dan Tolak Ansur Mestilah Ada

Jangan Berkasar Merempuh Manusia


Jagalah Pantang Larangnya

Yang Boleh Rusakkan Haji

Jauhkan Maksiat dan Yang Sia-sia

Takutkan Allah Yang Esa

Ingat Selalu Pada-nya

Agar Kita Sentiasa Memiliki Jiwa Hamba


Tanah Haram Jagalah Pantang Larangnya

Pergi Haji Bukannya Masa Untuk Membeli Belah

Bila Pulang Macam – Macam Yang Dibawa

Nampak Salah Kita Masih Gila Dunia


Pergi Haji

Artinya Menuju Allah Yang Esa

Membawa Hati dan Diri Yang Hina

Memberi Hadiah Kepada Allah

Berhati-hatilah Menghadap-nya


Setiap Hamba

Pergi Haji Dengan Segala Yang Baik

Hati Yang Baik Akhlak Yang Baik

Harta Yang Halal Hati Yang Bersih

Niat Yang Suci Amal Mulia


Jagalah Pantang Larangnya

Yang Boleh Rusakkan Haji

Jauhkan Maksiat dan Yang Sia-sia

Takutkan Allah Yang Esa

Ingat Selalu Pada-nya

Agar Kita Sentiasa Memiliki Jiwa Hamba



Koleksi Nadamurni yang lain.
Mp3 Download & Lirik Lagu Nadamurni – Haji Menuju Allah
Gambar Artis Indonesia



Pergi haji ke tanah suci

Menjalani niat yang murni

Wajahnya berseri-seri

Penuh rahmat dari Illahi

Semoga Tuhan memberkahi

Amal ibadah insani


Labaik allahumma labaik

Labaik la syarika la

Innal hamda wa ni’mata

Laka wal mulk la syarîka la

Labaik allahumma labaik

Labaik la syarika la


Pergi haji ke tanah suci

Menjalani niat yang murni

Wajahnya berseri-seri

Penuh rahmat dari Illahi

Semoga Tuhan memberkahi

Amal ibadah insani


Pergi haji ke tanah suci

Menjalani niat yang murni

Wajahnya berseri-seri

Penuh rahmat dari Illahi

Semoga Tuhan memberkahi

Amal ibadah insani


Labaik allahumma labaik

Labaik la syarika la

Innal hamda wa ni’mata

Laka wal mulk la syarîka la

Labaik allahumma labaik

Labaik la syarika la


Labaik allahumma labaik

Labaik la syarika la

Innal hamda wa ni’mata

Laka wal mulk la syarîka la

Labaik allahumma labaik

Labaik la syarika la



Koleksi Haddad Alwi yang lain.
Mp3 Download & Lirik Lagu Haddad Alwi ft. Ashila – Pergi Haji(Ost Emak Ingin Naik Haji)
Gambar Artis Indonesia




Assalamualaikum Wr.Wb.


Rory Hidayat

Senin, 15 November 2010

...Makna dari Wukuf di Padang Arafah....


Wukuf, Tamsil Penghisapan Manusia


Secara bahasa Wukuf artinya Berhenti, berdiam diri atau jeda. Wukuf di Padang Arafah merupakan salah satu Rukun terpenting dari rangkaian ibadah haji. Semua jamaah haji diwajibkan berdiam di padang Arafah pada tanggal 9 Dzulhijjah hingga terbit fajar pada 10 Dzulhijjah atau Hari Raya Idhul Adha.

Wukuf merupakan ibadah unik. Keunikannya adalah tidak disyaratkan mesti suci dari hadas bagi semua Muslim yang melakukannya, baik laki-laki maupun perempuan.

Wukuf adalah ibaah puncak dari keseluruhan ritual haji. Sangat vitalnya Wkuf dalam ibadah haji menunjukkan betapa wukuf memiliki makna substansial penuh pelajaran.

Kehadiran jamaah haji di Padang arafah yang tidak bersyarat terhindar dari hadas mempunyai makna semua manusia dari segala golongan nantinya akan berkumpul di Padang Mahsyar saat hari perhitungan (hisab).

Berkumpulnya jamaah di satu lokasi khusus memang sarat dengan simbol-simbol terkait dengan kehidupan manusia. Wukuf adalah refleksi dari pusaran hidup manusia. Arafah menjadi tamsil bahwa nantinya seluruh manusia akan dikumpulkan di Padang Mahsyar sesuai dengan firman Allah SWT dalam surat Al-An'am (6) ayat 51, ayat ini mengandung pengertian, semua manusia akan dikumpulkan di Padang Mahsyar untuk mempertanggungjawabkan perbuatannya di dunia.

Wukuf mengajarkan setiap Muslim bahwa Allah SWT tidak lalai dan lengah terhadap perbuatan sekecil biji zarrah atau hanya berupa pikiran dan niat dalam hati. Semua terpantau dan tercatat jelas dengan keagungan Allah SWT.

Wukuf merupakan peringatan bagi manusia bahwa Allah SWT adalah tempat kembali semua makhluk pada hari kiamat. Pada hari itu, seluruh hukum dan aturan yang dibuat manusia tidak berlaku kecuali hukum Allah SWT. "Dan dengan hukum inilah Allah SWT membuat perhitungan".

Berdiam diri saat wukuf bukan berarti tidak melakukan apa-apa tanpa makna. Justru saat-saat hening dan tenang hendaknya diisi dengan dzikir, berdoa dan instropeksi diri.

Bagi mereka yang sebelum berhaji masih dilingkupi dengan aktifitas tercela, prosesi wukuf sangat baik untuk dikenang sebagai pengingat kalau Allah SWT pasti melimpahkan rahmat atas perilaku baik manusia dan menurunkan hukuman akibat kelakuan buruk manusia sendiri.

Intinya, Allah SWT tidak memerlukan apa-apa dari kita para hambanya. Kitalah yang harus menunjukkan rasa syukur atas berkah kehidupan yang mulia ini.

Minggu, 14 November 2010

Rahasia Sholat 5 Waktu




Rahasia Sholat 5 Waktu

Assalamu'alaikum Wr Wb...
Sedikit berbagi..izinkanlah...



Ali bin Abi Talib r.a. berkata, “Sewaktu Rasullullah SAW duduk bersama para sahabat Muhajirin dan Ansar, maka dengan tiba-tiba datanglah satu rombongan orang-orang Yahudi lalu berkata, ‘Ya Muhammad, kami hendak bertanya kepada kamu kalimat-kalimat yang telah diberikan oleh Allah kepada Nabi Musa A.S. yang tidak diberikan kecuali kepada para Nabi utusan Allah atau malaikat muqarrab.’

Lalu Rasullullah SAW bersabda, ‘Silahkan bertanya.’

Berkata orang Yahudi, ‘Coba terangkan kepada kami tentang 5 waktu yang diwajibkan oleh Allah ke atas umatmu.’

Sabda Rasullullah saw, ‘Shalat Zuhur jika tergelincir matahari, maka bertasbihlah segala sesuatu kepada Tuhannya. Shalat Asar itu ialah saat ketika Nabi Adam a.s. memakan buah khuldi. Shalat Maghrib itu adalah saat Allah menerima taubat Nabi Adam a.s. Maka setiap mukmin yang bershalat Maghrib dengan ikhlas dan kemudian dia berdoa meminta sesuatu pada Allah maka pasti Allah akan mengkabulkan permintaannya. Shalat Isyak itu ialah shalat yang dikerjakan oleh para Rasul sebelumku. Shalat Subuh adalah sebelum terbit matahari. Ini kerana apabila matahari terbit, terbitnya di antara dua tanduk syaitan dan di situ sujudnya setiap orang kafir.’

Setelah orang Yahudi mendengar penjelasan dari Rasullullah saw, lalu mereka berkata, ‘Memang benar apa yang kamu katakan itu Muhammad. Katakanlah kepada kami apakah pahala yang akan diperoleh oleh orang yang shalat.’

Rasullullah SAW bersabda, ‘Jagalah waktu-waktu shalat terutama shalat yang pertengahan. Shalat Zuhur, pada saat itu nyalanya neraka Jahanam. Orang-orang mukmin yang mengerjakan shalat pada ketika itu akan diharamkan ke atasnya uap api neraka Jahanam pada hari Kiamat.’

Sabda Rasullullah saw lagi, ‘Manakala shalat Asar, adalah saat di mana Nabi Adam a.s. memakan buah khuldi. Orang-orang mukmin yang mengerjakan shalat Asar akan diampunkan dosanya seperti bayi yang baru lahir.’

Selepas itu Rasullullah saw membaca ayat yang bermaksud, ‘Jagalah waktu-waktu shalat terutama sekali shalat yang pertengahan. Shalat Maghrib itu adalah saat di mana taubat Nabi Adam a.s. diterima. Seorang mukmin yang ikhlas mengerjakan shalat Maghrib kemudian meminta sesuatu daripada Allah, maka Allah akan perkenankan.’

Sabda Rasullullah saw, ‘Shalat Isya’ (atamah). Katakan kubur itu adalah sangat gelap dan begitu juga pada hari Kiamat, maka seorang mukmin yang berjalan dalam malam yang gelap untuk pergi menunaikan shalat Isyak berjamaah, Allah S.W.T haramkan dirinya daripada terkena nyala api neraka dan diberikan kepadanya cahaya untuk menyeberangi Titian Sirath.’

Sabda Rasullullah saw seterusnya, ‘Shalat Subuh pula, seseorang mukmin yang mengerjakan shalat Subuh selama 40 hari secara berjamaah, diberikan kepadanya oleh Allah S.W.T dua kebebasan yaitu:
1. Dibebaskan daripada api neraka.
2. Dibebaskan dari nifaq.

Setelah orang Yahudi mendengar penjelasan daripada Rasullullah saw, maka mereka berkata, ‘Memang benarlah apa yang kamu katakan itu wahai Muhammad (saw). Kini katakan pula kepada kami semua, kenapakah Allah S.W.T mewajibkan puasa 30 hari ke atas umatmu?’

Sabda Rasullullah saw, ‘Ketika Nabi Adam memakan buah pohon khuldi yang dilarang, lalu makanan itu tersangkut dalam perut Nabi Adam a.s. selama 30 hari. Kemudian Allah S.W.T mewajibkan ke atas keturunan Adam a.s. berlapar selama 30 hari.

Sementara diizin makan di waktu malam itu adalah sebagai kurnia Allah S.W.T kepada makhluk-Nya.’

Memahami Makna Surat Al-Fatihah dalam Sholat kita

Isi Surat al-Fatihah

A. Bismillahir Rahmanir Rahim (Dengan nama Allah Yang Mahapengasih Mahapenyayang)

Dengan nama Allah yang rahmat-Nya meliputi segala sesuatu dan kemurahan-Nya bersifat kekal nan abadi. Kalimat bismillahirrahmanirrahim merupakan pembuka setiap surat dalam al-Quran dan seyogianya dibaca seorang muslim sebelum memulai setiap aktifitasnya. Sungguh teramat penting untuk memulai segala sesuatu dengan nama Allah yang Mahaagung.

Dimulai dan diakhirinya kehidupan seseorang harus disertai dengan mengucapkan nama Allah swt. Seorang muslim akan memulai hari-hari kehidupannya di dunia ini dengan menyebut nama Allah swt.

Dan dirinya juga harus mengakhiri aktifitas sehari-harinya dengan menyebut nama-Nya. Ia pergi tidur seraya mengingat dan mengharap pertolongan Allah swt; demikian pula ketika dirinya bangun di pagi hari untuk memulai kembali kegiatan rutinnya. Akhirnya, ia meninggalkan kehidupan di dunia fana ini, untuk kemudian melangkah menuju keabadian, dengan menyebut nama Allah swt.

B. Alhamdu Lillahi Rabbil ‘Alamin (Segala Puji Bagi Allah Tuhan Semesta Alam)

Segala puja-puji hendaknya dipanjatkan ke hadirat Allah swt karena seluruh keagungan hanyalah milik-Nya dan segenap rahmat hanya tercurah dari-Nya. Segenap kebajikan dan kesempurnaan hanya kembali kepada-Nya.

Dengan memuji Allah swt, sesungguhnya kita tengah memuji kebaikan dan kesempurnaan mutlak. Dan semua itu niscaya akan menuntun kita dalam menggapai kesempurnaan dan kebaikan insani.

Kita harus yakin bahwa sejumlah tulang yang kuat dalam tubuh kita semata-mata berasal dari-Nya. Itulah Dia yang menciptakan kita sedemikian rupa sehingga kita mampu meraih kebajikan dan menggapai kemuliaan diri. Allah swt telah menganugerahkan kita kemampuan untuk merancang keputusan demi mencapai suatu tujuan yang penuh berkah.

Dengan anugerah Allah swt berupa kemampuan dan kecerdasan diri tersebut, manusia diharapkan dapat memanfaatkan segenap potensi fitrahnya demi menciptakan kesejahteraan bagi dirinya dan orang lain. Dan Allah swt melarang manusia untuk mementingkan dirinya sendiri dan menyia-nyiakan atai menyalahgunakan potensinya itu.

Pernyataan Rabbil ‘Alamin (Tuhan semesta alam) menyiratkan bahwasanya selain bumi ini, terdapat pula bumi-bumi lainnya yang terhubung satu sama lain.

Karenanya, orang yang beriman akan berpikir bahwasanya di jagat raya ini terdapat banyak planet, galaksi, dan sesuatu lainnya yang berada di luar jangkauan penglihatannya yang serba terbatas. Allah swt adalah Pemilik alam semesta dan segenap apa yang ada di dalamnya.

Dengan itu, wawasan berpikir seorang hamba akan semakin luas dan mendalam. Dan dirinya akan merasa bangga dan beruntung dikarenakan memiliki kemampuan untuk memahami semua itu.

Dirinya akan menjumpai kenyataan bahwa seluruh umat manusia, hewan, tumbuhan, dan segenap keberadaan lainnya di jagat raya ini semata-mata diciptakan Allah swt. Allah swt bukan hanya Tuhan dirinya, sukunya, bangsanya, atau sejenisnya semata.

Namun, Allah swt adalah juga Tuhan dari segenap planet, galaksi, dan berjuta-juta bintang di langit. Allah swt menantiasa mengawasi kita semua serta menyayangi segenap ciptaan-Nya; mulai dari yang terkecil (seperti semut), sampai yang paling besar sekalipun (galaksi, misalnya).

Dengan meyakini konsep tersebut, seorang hamba tidak akan merasa hidup sendirian. Ia yakin bahwa dirinya merupakan bagian dari keluarga besar umat manusia serta pelbagai mekhluk lainnya. Lebih khusus lagi, ia akan memiliki hubungan yang dekat dengan maujud lain yang seolah-olah menyertainya menaiki bahtera yang sama; bahtera mana yang secara umum bergerak berdasarkan sunnatullah (ketetapan Allah).

Dengan meyakini bahwa dirinya memiliki keterkaitan dengan makhluk lain, ia kemudian merasa berkewajiban untuk membantu dan membimbing umat manusia (ke jalan yang benar) sesuai dengan kemampuannya.

Selain itu, ia juga akan semakin terpacu untuk merenungkan dan mengkaji lebih mendalam, apa-apa yang ada di jagat alam ini. Kelak, ia akan meraih keuntungan yang melimpah-ruah dari semua itu dan akan senantiasa memanfaatkannya secara bijak, sesuai dengan fungsinya masing-masing.

C. Ar-Rahmanir Rahim (Mahapengasih Mahapenyayang)

Secara umum, kemurahan dan kasih sayang Allah swt meliputi segenap makhluk-Nya. Dengan kata lain, berdasarkan hukum alam, seluruh makhluk akan memperoleh keuntungan dari segenap pemberian Allah (Rahman).

Namun, di sisi lain, terdapat pula kasih sayang dan rahmat Allah swt yang hanya diperuntukkan bagi umat manusia, khususnya bagi orang-orang yang menyembah-Nya dan mematuhi segenap perintah-Nya.

Kemurahan khusus ini bersifat abadi dan akan menantiasa menyertai seseorang untuk selama-lamanya (Rahim). Berdasarkan itu, kita memahami bahwasanya terdapat dua jenis rahmat Allah; yang satu bersifat umum dan sementara, di mana setiap orang bisa mendapatkannya; dan satunya lagi bersifat khusus dan abadi, di mana hanya diperuntukkan bagi orang-orang yang selalu memperbaiki dirinya.

Penyebutan nama Allah swt dan pengakuan atas belas kasih-Nya merupakan pernyataan pembuka dari al-Quran, shalat, dan setiap surat dalam al-Quran. Penempatan kalimat tersebut lebih menekankan sifat pengasih dan penyayang-Nya ketimbang kemurkaan dan kemarahan-Nya.

Adapun sifat yang terakhir disebutkan lebih ditujukan bagi orang-orang yang keras kepala, gemar membangkang, tidak jujur, dan berperilaku buruk. Ya, kemurahan-Nya sungguh tak terbatas dan meliputi segenap makhluk-Nya.[7]

D. Maliki Yaumid Diin (Pemilik Hari Kemudian)

Hari kemudian adalah Hari akhir. Setiap orang tentu akan mengalaminya. Baik orang-orang ateis (tidak bertuhan) dan materialis, maupun orang-orang beriman dan bertuhan sama-sama bersepakat tentang adanya Hari Akhir. Namun, setiap kelompok memiliki penafsiran masing-masing tentangnya. Kaum materialis lebih memandangnya sebagai proses mengalir dan berlalunya waktu (jam, hari, dan tahun), yang darinya kemudian terjadilah ketuaan dan kematian.

Namun, orang-orang yang beriman kepada Allah swt memiliki pandangan jauh lebih luas. Dirinya tidak menganggap bahwa kehidupan di dunia berakhir begitu saja. Sebaliknya, ia meyakini adanya Hari Pengadilan.

Hal ini meniscayakan dirinya hanya akan melakukan perbuatan yang memiliki ganjaran pahala seraya menghindari perbuatan dosa, khususnya terhadap mekhluk lain.

Sebabnya, di Hari Pengadilan kelak, ia akan ditanya tentang apa yang telah diperbuat selama hidup di dunia. Seseorang yang berpandangan demikian niscaya akan berusaha menjaga perilakunya dan tetap menyandarkan harapannya semata (kepada Allah swt) sampai kapan pun. Mengingat bahwa dirinya kelak akan dibangkitkan di hadapan Allah swt, penguasa Hari Pengadilan, seorang hamba tentu akan berusaha untuk mengarahkan perhatiannya semata-mata kepada Allah swt dan hanya berbuat demi menggapai keridhaan-Nya.

Ia mencari pengetahuan dengan tujuan meningkatkan kualitas dirinya dan juga untuk membantu manusia. Inilah perbuatan yang sesuai dengan keinginan Allah swt.

Pada sisi lain, dengan mengetahui bahwa Allah swt akan menjadi hakim absolut di Hari Pengadilan nanti, dirinya sama sekali tidak akan tertarik untuk melakukan tipu daya, penyelewengan dan kemunafikan. Ia juga akan berkeyakinan bahwa sesuatu yang diperoleh dengan cara yang keliru atau kesejahteraan hidup yang dibangun di atas dasar kezaliman tidak akan pernah menguntungkan dirinya. Sebaliknya, ia malah akan diganjar hukuman nan pedih atas perbuatannya itu. Sejauh kini kita telah membahas bagian pertama dari surat al-Fatihah yang berkenaan dengan pujian kepada Allah swt dan sifat-sifat-Nya. Bagian kedua darinya (yang akan kita bahas di bawah ini) berkenaan dengan ketundukan seorang hamba kepada Allah demi memohon keselamatan dari-Nya serta mengharap agar Allah swt membimbingnya di atas jalan yang lurus. Beberapa ajaran ideologi Islam yang bersifat mendasar juga ditetapkan dalam bagian ini.

E. Iyyaaka Na’budu (Kepada-Mu lah Kami Menyembah)

Maksudnya, segenap keberadaan kita dan apapun kemampuan kita (baik secara fisik, mental, maupun spiritual) semata-mata berada di tangan Allah swt. Dan kita wajib melaksanakan segenap perintah-Nya.

Pernyataan suci ini pada dasarnya menghendaki seorang hamba tunduk patuh di hadapan Allah swt dan membebaskan dirinya dari segenap belenggu penghambaan kepada tuhan-tuhan lain. Dirinya wajib menolak seluruh tuhan lain, terlebih tuhan-tuhan yang dalam sejarah umat menusia di masa lalu telah menciptakan pembedaan sekaligus penindasan di tengah-tengah masyarakat. Setiap orang yang beriman tentunya selalu berpikiran maju.

Ia beserta orang-orang beriman lainnya tidak akan pernah tunduk kepada orang lain atau sistem tertentu, kecuali orang atau sistem tersebut berpijak di atas jalan yang diridhai Allah swt.

Prinsip utama dalam Islam serta segenap agama langit lainnya adalah tidak menyembah apapun kecuali Allah swt dan hanya tunduk patuh kepada-Nya.

Sejumlah orang tidak memahami makna yang sebenarnya dari prinsip ini dan secara tidak sadar menyembah makhluk lain. Mereka menganggap bahwa hanya dengan berdoa kepada Allah swt dan mengingat nama-Nya, dirinya telah menyembah semata-mata kepada Allah swt.

Dalam pandangan al-Quran dan hadis Nabi saw, cara berpikir semacam itu jelas keliru. Makna penyembahan atau pemujaan dalam al-Quran dan juga hadis Nabi saw adalah kepatuhan dan ketundukan mutlak terhadap segenap perintah. Perintah tersebut bisa berasal dari sumber tersendiri ataupun kolektif.

Dan dalam menunaikan ibadah shalat, seseorang bleh jadi menyertakan ketundudukannya, atau bahkan tidak sama sekali. Karena itu, siapapun yang tunduk serta melaksanakan perintah seorang penguasa atau sistem yang zalim yang tidak mendasari dirinya di atas hukum-hukum Allah swt, tak lain dari pengikut dan pendukung sang penguasa atau sistem tersebut.

Dan bila orang-orang seperti itu mengabaikan beberapa ketentuan (penguasa atau sistem yang zalim) dalam kehidupan pribadi atau sosialnya untuk kemudian menyembah Allah swt, maka sesungguhnya mereka adalah kaum politeis (menyembah lebih dari satu tuhan.

Adapun jika tidak pernah menyembah Allah swt sama sekali, maka mereka tergolong orang-orang yang kafir (orang-orang yang menyangkal keberadaan Tuhan atau bertingkah laku seolah-olah Tuhan tidak ada).

Dengan ditopang pengetahuan tentang Islam, kita dengan mudah dapat menemukan alasan tentang mengapa seluruh agama langit sebelum Islam sangat menjunjung semboyan dasar laa ilaaha illallah (tidak ada Tuhan kecuali Allah).[8] Kita juga akan memahami apa yang mereka katakan, apa tujuan utamanya, dan siapa-siapa yang menentang.

Konsep yang berkenaan dengan persoalan penyembahan yang acapkali dinyatakan dalam al-Quran dan hadis Nabi saw[9] ini kiranya sangatlah jelas sehingga dipastikan akan menghapus keraguan yang muncul dalam benak intelektual. Sebagai contoh, al-Quran mengatakan:

“Mereka menjadikan orang-orang alimnya dan rahib-rahib mereka sebagai Tuhan selain Allah dan (juga mereka mempertuhankan) Al masih putera Maryam, padahal mereka hanya disuruh menyembah Tuhan yang Mahaesa, tidak ada Tuhan (yang berhak disembah) selain Dia. Maha Suci Allah dari apa yang mereka persekutukan.” (at-Taubah: 31)

Abu Bashir meriwayatkan bahwa Imam Ja’far as-Sadiq as berkata kepada para pengikut beliau, “Kalian adalah orang-orang yang menjauhkan diri dari ketundukan terhadap segenap aturan yang zalim. Mematuhi seseorang yang zalim adalah sama dengan menyembahnya.”

Kitab tafsir Nur ats-Tsaqalain (vol. 5, hal 481) menyebutkan ayat lain yang berbunyi:

“Dan orang-orang yang menjauhi thaghut (yaitu) tidak menyembah- Nya dan kembali kepada Allah, bagi mereka berita gembira; sebab itu sampaikanlah berita itu kepada hamba- hamba-Ku.” (Az-Zumar (39): 17)

F. Wa Iyyaaka Nasta’iin (Dan kepada-Mu lah Kami Mengharap Pertolongan)

Kita tentu tidak akan pernah mengharapkan pertolongan dari musuh-musuh-Nya atau dari seseorang yang menyebut dirinya tuhan. sebabnya, mereka tidaklah menyembah Tuhan dan tidak akan bersungguh-sungguh menolong orang-orang yang menyembah atau mencari Tuhan.

Jalan Allah adalah jalan lurus dan sangat bersahaja yang dilintasi seluruh nabi. Jalan tersebut mengajarkan agar dalam kehidupan sosial, setiap individu menjalin hubungan persaudaraan antar satu sama lain. Lebih dari itu, jalan tersebut juga menghendaki terwujudnya gagasan tentang kerukunan hidup bersama antarbangsa.

Sebuah sistem yang tunduk kepada Allah swt sama sekali bersih dari tindakan pelecehan, ketidakadilan dan penindasan terhadap sesama. Lagipula, keberadaan manusia dan nilai-nilai kemanusiaan justru sangat dijunjung tinggi.

Demi melanggengkan eksploitasinya, hampir semua rezim dan orang yang menggenggam kekuasaan berusaha mati-matian untuk menghapus cita-cita kemanusiaan tersebut dari benak masyarakatnya. Jadi, bagaimana mungkin seseorang bisa mengharapkan bantuan atau dukungan dari para perampas kekuasaan atau penjahat politik seperti itu?

Mereka (para rezim yang jahat) secara terus-menerus menentang kebenaran dan begitu bernafsu memerangi kaum yang beriman. Oleh sebab itu, kita harus meminta pertolongan semata-mata kepada Allah swt dan berdiri di atas kaki sendiri serta memanfaatkan bakat dan potensi dasar pemberian-Nya demi meraih tujuan kita.

Mempelajari prinsip-prinsip yang mendasari ayat ini serta memahami pelbagai hubungan kompleks yang terkandung di dalamnya, akan membuka wawasan pemikiran dan meningkatkan standar kehidupan kita.

G. Ihdinash Shiratal Mustaqiim (Tunjukilah Kami Jalan Yng Lurus)

Seluruh umat manusia jelas lebih membutuhkan Allah swt ketimbang yang lain sebagai pembimbing hidup. Dan secara pasti, kebutuhan tersebut nampak sebagai bentuk pengharapan dalam surat al-Fatihah, yang sekaligus menjadi prolog dari al-Quran dan juga bagian terpenting dari shalat.

Hanya lewat bimbingan Allah swt saja kecerdasan dan kebijaksanaan seseorang akan dimanfaatkan secara konstruktif dan diarahkan semata-mata bagi kebaikan.

Memanfaatkan kecerdasan dan kebijaksanaan di atas jalan kezaliman dan kebatilan tak ubahnya memberikan lampu kepada seorang pencuri di tengah kegelapan atau membiarkan orang gila dengan sebilah pisau belati nan tajam di tangannya. Jalan kebenaran adalah jalan yang sangat menyenangkan, yang melazimkan seseorang melangkah maju dan memenuhi kebutuhan dasarnya sebagai manusia.

Para nabi Allah lah yang telah merintis dan melintasi jalan ini. Dengan melintasi jalan ini, niscaya seseorang akan menapaki kemajuan dirinya dan tanpa kesulitan mampu mencapai tujuan akhirnya yang mulia.

Hal ini sangatlah masuk akal. Sebabnya, sudah menjadi ketetapan hidup bahwa seseorang harus mengembangkan dan meningkatkan kualitas dirinya semaksimal mungkin.

Dan apabila semua itu dijalankan dengan sungguh-sungguh, niscaya akan tercipta kemakmuran, kebebasan, sikap saling menghargai, dan rasa persaudaraan dalam tubuh masyarakat. Dengan demikian, segenap musuh besar kemanusiaan pun akan segera binasa. Bagaimana cara mengenali jalan ini dan membedakannya dari segenap jalan yang menyesatkan?

Al-Quran menyajikan gambaran yang paling ringkas sekaligus paling gamblang dalam ayat berikutnya, yang akan kita bahas di bawah ini.

H. Shiraathal Ladhiina An’amta ‘Alaihim (Jalan Orang-orng Yang Engkau Ridhai)

Siapakah orang-orang yang diridhai dan dirahmati-Nya? Dalam hal ini, yang disebut dengan rahmat-Nya bukanlah martabat, kesehatan, dan harta yang dimiliki seseorang.

Seabnya, kita acapkali menyaksikan bagaimana musuh-musuh besar Allah swt dan para sekutunya hidup bergelimang kekayaan, kedudukan, serta segenap hal lainnya yang bersifat material. Makna rahmat atau anugerah Allah swt tentunya jauh lebih tingi dan lebih bernilai dari sekadar itu, seperti luasnya wawasan berpikir, kebijaksanaan, dan kedalaman spiritual. Sungguh sangat beruntung orang-orang yang memperoleh segenap nikmat anugerah tersebut; mereka akan benar-benar menghargai serta menyayangi segenap makhluk ciptaan-Nya, termasuk terhadap dirinya sendiri.

Dalam sejumlah ayat, al-Quran menyebut mereka sebagai:

“Barangsiapa yang menaati Allah dan Rasul(Nya), mereka itu akan bersama-sama dengan orang-orang yang dianugerahi nikmat oleh Allah, yaitu; nabi-nabi, para shiddiqin[10], orang-orang yang mati syahid, dan orang-orang yang shalih…” (an-Nisa’: 69)

Sesungguhnya ketika membaca ayat yang tercantum dalam surat al-Fatihah ini, seorang hamba tengah berharap kepada Allah swt untuk menuntunnya di atas jalan para nabi, para shiddiqin, para syuhada, dan orang-orang yang shalih. Jalan ini telah terbentang sejak dululkala dan telah banyak dilintasi orang-orang terkemuka dalam sejarah. Dan adalah teramat jelas, ke mana muara akhir dari jalan tersebut.

Namun bagaimanapun juga, disamping jalan ini terbentang pula jalan lain yang dilintasi sebagian orang. Setiap orang yang beriman kepada Allah niscaya akan berlepas diri dari jalan tersebut serta dari orang-orang yang melintasinya. Dirinya benar-benar takut terhempas atau tergoda untuk berjalan di atas jalan tersebut. Ya, itulah jalan yang dimurkai Allah swt.

I. Ghairil Maghdhubi ‘Alaihim (Bukan Jalan Orang-orang Yang Engkau Murkai)

Siapakah orang-orang yang membangkitkan kegusaran dan kemurkaan Allah swt?

Sungguh teramat banyak! Di antaranya adalah orang-orang yang menentang Allah serta orang-orang korup yang senantiasa menjerumuskan orang-orang dungu ke dalam kubangan dosa. Termasuk juga para penindas yang suka memaksa dan menekan orang-orang untuk berbuat keburukan dan kejahatan, ara tiran, para pendusta, dan orang-orang culas.

Sepanjang sejarah, para diktator dan penindas selalu hidup bermewah-mewah di atas penderitaan serta kehinaan orang banyak.

Ini sekaligus bisa dijadikan bukti bahwa kemurkaan Allah secara khusus hanya ditujukan kepada orang-orang yang secara sadar dan sengaja berbuat dosa; bukan kepada orang-orang yang secara tidak sengaja dan tidak sadar melakukan kekeliruan atau dosa.

Sejarah menunjukkan bahwa pada umumnya orang-orang kaya dan orang-orang yang menggenggam kekuasaan di tangannya memiliki keyakinan agama yang begitu dangkal. Bahkan beberapa di antaranya sama sekali tidak memilikinya. Di samping kedua kelompok terkutuk tersebut, terdapat pula kelompok ketiga yang juga menjadi sasaran kutukan. [11] Isi ayat penutup (dalam surat al-Fatihah) sesungguhnya merujuk kepada kelompok terakhir ini.

J. Waladhdhaalliin (Juga Bukan Jalan Orang-orang Sesat)

Siapapun yang menapaki jalan selain jalan Allah –lantaran kebodohan atau mengikuti orang-orang sesat yang dsangkanya melangkah di jalan benar- niscaya kelak akan menjumpai situasi yang tidak diinginkan. Banyak orang di masa lalu yang mengikuti, mempercayai, mengagumi, dan menobatkan pemimpinnya secara membabi-buta. Apa akibatnya?

Ya, orang-orang tersebut malah terjerumus ke jurang kesengsaraan lantaran perilaku kotor pada pemimpinnya itu di kemudian hari. Namun sayang, orang-orang tersebut sudah betul-betul terikat dengan jalan pilihannya sendiri dan akalnya juga sedemikian terbelenggu sehingga menjadikannya tidak mengindahkan sama sekali risalah kebenaran yang dikumandangkan para nabi Allah.