RoryHidayat">http://www.dreambingo.co.uk/RoryHidayat">

Rory Hidayat

Rory Hidayat
yang punya blog ni...yang Nulis...

Pengikut

Rabu, 01 Juni 2011

Geologi Batubara

Proses/Cara Terbentuknya Batubara
- Tumbuh-tumbuhan mati, tertutup oleh sedimen halus (lempung, lanau, lumpur)
- Mengalami proses penggambutan (peatification process), dimana yang bekerja adalah proses biokimia (bakteri anaerobik, tanpa proses oksidasi).
Proses pembentukan batubara:
* Proses biokimia: menggunakan bakteri anaerobik.
* Proses geokimia/dinamokimia/fisikokimia:
adannya faktor tekanan yang bekerja. Proses pembentukan gambut menjadi batubara disebut Coalification process.

A. TEORI TEMPAT TERBENTUKNYA
1. TEORI INSITU
Bahan-bahan pembentuk lapisan batubara, terbentuknya ditempat di mana tumbuh-tumbuhan asal itu berada. Artinya setelah tumbuh-tumbuhan tsb mati, belum mengalami proses transportasi segeratertutup oleh lapisan sedimen dan mengalami proses coalification.
2.TEORI DRIFT
Bahan- bahan pembentuk lapisan batubara terjadinya ditempat yang berbeda dengan tempat tumbuh – tumbuhan semula hidup dan berkembang. Jadi tumbuhan yang telah mati, terangkut oleh media air dan terakumulasi disuatu tempat, kemudian tertutup batuan sedimen, mengalami prosescoalitifikasi.
FAKTOR PEMBENTUK
Faktor-faktor yang berpengaruh pada pembentukan batubara :
1. Flora
2. Iklim/posisi geografi
3. Geologi lingkungan pengendapan: suplai material sedimen, muka air tanah (m.a.t), dan tektonik.
4. Waktu: skala waktu geologi
5. Tekanan dan temperatur

B. KETEBALAN LAPISAN BATUBARA
Tebal tipisnya lapisan batubara akan menentukan nilai ekonomisnya, semakin tebal akan semakin tinggi nilainya. Salah satu syarat yang dapat membentuk lapisan batubara tebal adalah apabila terbentuk pada suatu cekungan yang turun secara perlahan-lahan akibat beban pengendapan bahan-bahan pembentuk batubara di atasnya. Cekungan ini pada umumnya terdapat di daerahrawa-rawa (hutan bakau) di tepi pantai. Dengan penurunan secara perlahan-lahan, memungkinkanpermukaan laut akan tetap dan kondisi rawa stabil.
Apabila terjadi proses geologi, yaitu penurunan dasar cekungan secara cepat, maka air laut akan masuk ke dalam cekungan ,sehingga mengubah kondisi rawa menjadi kondisi laut. Sebagai akibatnya, di atas lapisan pembentuk batubara akan terendapkan lapisan sedimen laut, misal gamping. Tahap selanjutnya akan terjadi pengendapan batulempung yang memunginkan kembali pada kondisi awal yaitu kondisi rawa. Di atas batulempung terendapkan bahan-bahan pembentuk batubara, demikian seterusnya. Sehingga terjadi perselingan lapisan batubara, batulempung (clay band) dan gamping.
GAMBAR KRONOLOGIS PEMBENTUKAN
BATUBARA







TEPI CEKUNGAN



REAKSI PEMBENTUKAN BATUBARA
Batubara terbentuk dari sisa tumbuhan mati dengan komposisi utama daricellulosa (zat organik yang merupakan zat pembentuk batubara).Proses Coalifikasi yang dibantu oleh faktor fisika, kimia, akan mengubah
cellulosamenjadi lignit, bituminedan antrasit.
Reaksi pembentukannya sbb :
5(C6H10 O5)-----> C20 H22 O4 + 3CH4+8H2O +6CO2+CO
cellulosa lignit gas metan
5(C6H10 O5)----->C20 H22 O4 + 3CH4+8H2O +6CO2+CO
cellulosa bitumine gas metan
Unsur C dalam lignit lebih sedikit dibanding bitumine

BENTUK LAPISAN BATUBARA
Bentuk cekungan, proses sedimentasi, proses geologi selama dan sesudah proses coalification akan menentukan bentuk lapisan batubara. Mengetahui bentuk lapisan batubara sangatmenentukan dalam menghitung cadangan dan merencanakan cara penambangannya.
Ada beberapa bentuk lapisan batubara:
1. Bentuk Horse Back
Dicirikan oleh perlapisan batubara dan batuan yang menutupinya melengkung ke arah atas akibat gaya kompresi. Ketebalan ke arah lateral lapisan batubara kemungkinan sama ataupun menjadi lebih kecil atau menipis.
2. BentukPi nch Dicirikan oleh lapisan yang menipis di bagian tengah. Pada umumnya dasar lapisan batubara merupakan lapisan yang plastis, misal lempung, sedang di atas lapisan batubara secara setempat ditutupi oleh batupasir yang secara lateral merupan pengisian suatu alur.
3. Bentuk Clay Vein
Terjadi apabila di antaran 2 bagian deposit batubara terdapat urat lempung. Bentukan ini terjadi apabila pada satu seri deposit batubara mengalami patahan, kemudian pada bidang patahan yang merupakan rekahan terbuka terisi oleh material lempung ataupun pasir.
4. Bentuk Burried Hill
Bentuk ini terjadi apabila di daerah di mana semula terbentuk terdapat suatu kulminasi sehingga lapisan batubara seperti “ terintrusi “

5. BentukFault
Terjadi apabila di mana deposit batubara mengalami beberapa seri patahan. Sehingga terjadi pergeseran / perpindahan perlapisan ke arah vertikal, maka dalam penghitungan cadangan agak relatif lebih sulit dari bentuk-bentuk perlapisan lainnya.
6. BentukFold
Bentuk ini terjadi apabila di daerah di mana deposit batubara berada mengalami perlipatan. Sehingga bentuknyapun mengikuti bentuk-bentuk perlipatan yang terjadi.

Formasi Tanjung

formasi tanjung


Formasi Tanjung di daerah Binuang dan sekitarnya yang terletak di tepi timur Cekungan Barito, dialasi oleh batuan Pratersier berupa batuan malihan, beku, vulkanik, dan sedimen. Formasi Tanjung ini tersusun oleh batupasir kasar dan konglomerat di bagian bawah, batulempung dengan sisipan batubara dan batupasir di bagian tengah, dan perselingan batulanau dan batupasir halus dengan struktur sedimen laminasi sejajar, serta lapisan wavy - lenticular dan flaser bersisipan batupasir berbutir sedang sampai kasar di bagian atas.

Seluruh runtunan batuan tersebut ditindih oleh Anggota Batulempung Formasi Tanjung. Lapisan batubara Formasi Tanjung dijumpai dengan ketebalan 50 sampai 350 cm. Secara megaskopis, lapisan batubara ini berwarna hitam, mengilap (bright - bright banded), gores warna hitam, pecahan konkoidal, dan ringan. Hasil analisis petrografi organik menunjukkan bahwa vitrinit berkembang dengan baik dalam batubara di hampir semua lajur, sedangkan inertinit berkembang dalam batubara di Lajur Timur (14,2 - 16,0 %). Kisaran reflektansi vitrinit (Rv) lapisan batubara di Lajur Barat adalah 0,43 - 0,47 %, di Lajur Tengah 0,45 %, dan di Lajur Timur 0,45 % - 0,50 %. Peringkat seluruh batubara tersebut adalah subbituminus B, berdasarkan klasifikasi ASTM. Lingkungan pengendapan batuan sedimen pembawa batubara dan lapisan batubara di Lajur Barat dan Tengah termasuk ke dalam fasies wet forest swamp (backmangrove sampai rawa air tawar) pada lingkungan upper sampai lower delta plain, dalam kondisi genang laut, sedangkan di Lajur Timur adalah wet forest swamp (rawa air tawar) pada lingkungan paparan banjir, dalam kondisi genang laut.