RORY HIDAYAT BERBAGI BERBAGAI ILMU DASAR GEOLOGI.........landscape, petrologi, geomorfologi, mineralogi, kristalografi, sedimentologi.
October 30 2010
TENTANG LANDSCAPE
1. Cuesta
Cuesta adalah punggung bukit /perbukitan curam yang terbentuk dari lapisan batuan sediment pada struktur homoklinal. Memiliki lereng yang curam dimana terlihat lapisan-lapisan batuan pada tepi lerengnya.
2.Hogback
Merupakan barisan perbukitan homoklinal yang terbentuk dari monocline. Tersusun atas kemiringan lapisan batuan yang menonjol dari lingkungan sekitarnya. Memiliki kemiringan/kecuraman lebih dari 30o – 40o dengan kemiringan yang hampir simetris pada setiap punggung bukit.
Merupakan dataran tinggi dengan permukaan atas yang datar dan sisi tebing yang curam. Umumnya terbentuk dari pengangkatan lapisan horisontal batuan oleh kegiatan tektonik. Messa merupakan karakteristik dari bentang alam yang kering.
Adalah suatu bukit terisolasi yang curam yang umumnya memiliki sisi vertical, datar di permukaan atas dan lebih kecil dibandingkan Messa.
Salah satu tipe saluran (stream) sungai dimana saluran tersebut terdiri atas jaringan-jaringan saluran yang lebih kecil yang bercabang-cabang. Terjadi di sungai dengan kemiringan tinggi atau karena timbunan sediment yang besar.
Secara umum merupakan anak sungai yang berliku-liku. Terbentuk ketika air dalam aliran sungai mengikis tepi sungai atau lembah yang lebar.
Alluvial fan adalah endapan yang berbentuk seperti kipas dan terbentuk ketika aliran sungai mendatar, melambat dan menyebar. Alluvial fan umumnya terdapat pada pintu keluar dari jurang/ngarai ke suatu dataran yang polos.
Mogote tampak seperti bukit-bukit kapur yang pada umumnya terdapat di sepanjang garis pantai. Memiliki bentuk khas yang membulat dengan tinggi kurang dari 25m dan diameter antara 10 – 200m. Mogote merupakan struktur geomorfologis yang dapat ditemukan di kawasan Karibia, khususnya di Kuba.
9. Uvala
Uvala merupakan kumpulan cekungan-cekungan depresi yang saling terhubung. Dapat juga disebut dengan kumpulan beberapa doline.
Bentang alam depresi yang berbentuk seperti mangkuk. Memiliki ukuran mulai dari lubang kecil di tanah dengan diameter kurang dari 1 meter hingga jurang besar berkedalaman dan diameter puluhan hingga ratusan meter.
Kaldera (caldera) adalah kawah (umumnya pada gunung berapi). Terbentuk dari runtuhnya tanah/dataran sebagai akibat dari erupsi gunung berapi. Keruntuhan dapat disebabkan karena kosongnya dapur magma paska erupsi besar gunung berapi.
Cinder cone (scoria cone) adalah bukit berbentuk kerucut yang curam. Terbentuk dari akumulasi fragmen-fragmen vulkanik di sekitar suatu lubang vulkanik dan terbentuk dari material piroklastik. Cinder cone dapat berukuran berkisar puluhan hingga ratusan meter.
Volcanic neck (volcanic plug/lava neck) adalah bentang alam gunung berapi yang terbentuk ketika magma mengeras atau membeku di dalam lubang vulkanik pada gunung berapi aktif.
Dune merupakan bukit pasir (umumnya di padang pasir). Terbentuk karena tumpukan pasir besar yang terkumpul bersama karena tiupan/hembusan angin. Dune memiliki bermacam bentuk dan ukuran tergantung pada pengaruh dari hembusan angin.
Merupakan endapan sediment yang sangat halus yang terendapkan karena angin. Endapan sediment Loess dapat memiliki ketebalan dari beberapa sentimeter hingga beratus-ratus meter.
Bentang alam geologi, umumnya berbentuk tiang batu vertikal di pantai atau di laut dekat pantai. Sea stack terbentuk ketika air (laut) mengikis tanjung daratan.
Barrier reef (karang penghalang) merupakan kumpulan/gugusan terumbu karang yang besar sebagai pemisah antara samudera dengan laguna. Barrier reef yang terkenal adalah Great Barrier Reef di Laut Koral, Queensland, Australia.
Suatu pulau koral (karang) yang mengelilingi sebuah laguna, baik sebagian maupun seluruhnya. Sebagian besar terletak di Samudera Pasifik, dan hanya dapat ditemukan di perairan tropis dan subtropis.
Suatu lengkungan alami atau jembatan alami yang terbuat dari batu. Terbentuk sebagai hasil dari pengikisan oleh air laut terhadap tebing batuan di tepi pantai.
Geomorfologi adalah ilmu yang mempelajari tentang roman permukaan dan bentang alam muka bumi, termasuk di dalamnya mempelajari tentang proses pembentukannya. Geomorfologi, dari bahasa Yunani dari kata Ge = bumi, morfe = bentuk dan logos = mempelajari. Geomorfologi erat kaitannya dengan struktur geologi, tipe batuan, dan iklim regional/lokal.
Proses Geomorfik
Proses geomorfik merupakan segala perubahan fisika dan kimia yang berakibat pada bervariasinya roman permukaan bumi.
1.Proses eksogenik; proses geomorfik yang disebabkan tenaga dari luar kulit bumi (air, angin, es).
- Gradasi; proses pembentukan bentang alam secara positif (sedimentasi).
- Degradasi; proses eksogenik secara negatif (pelapukan, erosi).
2.Proses endogenik; proses geomorfik yang diakibatkan oleh tenaga dari dalam bumi.
- Diastropisme; proses deformasi yang besar dari dalam bumi.
- Vulkanisme; proses keluarnya magma dari dalam bumi.
3.Proses ekstraterestrial; proses geomorfik dari angkasa luar.
TENTANG :TIPE BENTANG ALAM
Bentang alam (landform) permukaan bumi menurut Van Zuldam (1979), diklasifikasikan berdasarkan asal terbentuknya atau genesisnya dibagi menjadi :
- Bentang alam alluvial
- Bentang alam struktural
- Bentang alam kars
- Bentang alam eolian
- Bentang alam laut dan pantai
- Bentang alam vulkanik
- Bentang alam glacial dan periglasial
1. Bentang Alam Alluvial
Bentang alam alluvial adalah bentang alam yang terbentuk dari proses yang berkaitan dengan air permukaan/aliran sungai (proses fluvial). Sungai itu sendiri dapat dibedakan berdasar keberadaan saluran yang tetap menjadi :
- Stream; aliran sungai belum memiliki saluran yang tetap (masih dapat berpindah).
- River; aliran sungai telah memiliki saluran yang permanen.
Sungai dapat diklasifikasikan kembali berdasarkan stadium erosinya menjadi :
- Sungai muda; bercirikan erosi vertical efektif, relative lurus dan mengalir di atas batuan induk, tidak terjadi sedimentasi, dan penampang berbentuk V.
- Sungai dewasa; bercirikan erosi lateral efektif dan relatif kecil, terdapatnya cabang-cabang sungai dan penampang berbentuk U.
- Sungai tua; bercirikan erosi lateral sangat efektif dengan aliran berliku-liku (meander), anak sungai relatif lebih banyak dibandingka dengan sungai dewasa.
Proses Fluvial
Proses fluvial adalah suatu proses baik kimia maupun fisika yang menyebabkan perubahan bentang alam/bentuk permukaan bumi karena pengaruh air permukaan. Proses fluvial dapat diklasifikasikan menjadi :
- Erosi; proses terkikisnya batuan (abrasi, korosi, coring, scouring)
- Transportasi; proses terangkutnya material-material hasil erosi.
- Sedimentasi; proses terendapnya material hasil erosi yang telah mengalami proses transportasi.
Proses transportasi dan sedimentasi sangat dipengaruhi oleh faktor kekentalan, kepekatan dan kecepatan aliran sungai.
2. Bentang Alam Eolian
Bentang alam eolian adalah bentang alam yang terbentuk sebagai pengaruh dari angin. Dalam hal ini, bentang alam eolian akan lebih terlihat di daerah gurun (gurun pasir) karena sedikitnya faktor penghalang dan ketiadaan faktor pengikat oleh material-material bebas.
Di daerah ini, proses pembentukan yang terjadi pada umumnya meliputi proses pengikisan oleh angin dan proses sedimentasi. Proses sedimentasi (pengendapan) oleh angin ini dapat dibedakan menjadi dua, yaitu :
1. Dune; merupakan bukit yang terbentuk sebagai hasil dari timbunan pasir oleh hembusan angin. Dune akan sangat dipengaruhi oleh kuatnya hembusan dan kecepatan angin, bentuk dari permukaan dan adanya rintangan.
Dune memiliki berbagai macam tipe, yaitu :
- Star dune; dune dengan banyak punggung bukit pasir ridge yang bertemu pada satu titik.
- Transverse dune; dune yang terbentuk di sepanjang jejak angin.
- Barchan; bukit pasir lengkung bertanduk.
2. Loess; merupakan daerah yang luas yang tertutup oleh material-material halus.
3. Bentang Alam Vulkanik
Bentang alam vulkanik adalah bentang alam yang terbentuk sebagai akibat dari proses atau kegiatan vulkanisme/gunung berapi. Vulkanisme dibagi dalam menjadi tiga macam :
- Vulkanisme letusan; vulkanisme pada magma yang bersifat basa dan kental. Memiliki karakteristik letusan yang kuat dan umumnya menghasilkan material piroklastik serta membentuk gunung api terjal.
- Vulkanisme lelehan; vulkanisme pada magma asam dan bersifat encer, dimana vulkanisme ini memiliki letusan yang lemah. Vulkanisme jenis ini akan membentuk gunung api jenis perisai.
- Vulkanisme campuran; vulkanisme pada magma intermediate, umumnya membentuk gunung api strato.
Gunung api dapat dibedakan berdasarkan tipe erupsinya menjadi :
- Tipe Hawaii (perisai); tipe gunung ini memiliki tipe vulkanisme lelehan dengan bentuk kubah yang relatif landai, umumnya tedapat kaldera.
- Tipe Krakatau; memiliki tipe vulkanisme lelehan dan letusan.
- Tipe Pelee; memiliki tipe vulkanisme letusan dengan bentuk bentang gunung kerucut.
Berdasarkan penampakan morfologi, bentang alam gunung api diklasifikasikan menjadi :
- Depresi vulkanik; umumnya berupa bentang alam cekungan. Depresi vulkanik dapat berupa danau vulkanik, kawah, dan kaldera.
- Kubah vulkanik; bentang alam yang memiliki bentuk cembung ke atas, berupa Parasite cone, Cinder cone.
- Vulkanik semu; bentang alam yang mirip gunung api, bahkan dapat terbentuk karena proses vulkanisme yang berdekatan.
- Dataran vulkanik; dicirikan dengan puncak vulkanik yang datar dan memiliki perbedaan/variasi perbedaan ketinggian yang tidak terlalu mencolok. Dataran vulkanik berupa dataran rendah basal, plato basal, dan dataran plato basal.
Tentang Skala Wentworth
Skala Wentworth (oleh Uden Wentworth tahun 1922) digunakan dalam pengklasifikasian batuan sedimen khususnya batuan sedimen klastik berdasarkan ukuran butir-butir penyusun batuan.
Skala klasifikasi batuan sedimen klastik oleh Wentworth, 1922
Perbandingan pengkalsifikasian batuan sedimen
TENTANG Batuan Sedimen
Sedimentary Rocks (batuan sedimen) adalah batuan yang terbentuk dari litifikasi (kompaksi dan sementasi) material-material hasil pelapukan batuan yang telah terangkut (oleh media air, angin, es) dan diendapkan dalam suatu cekungan. Batuan sedimen memiliki tekstur berupa fragmen dan struktur yang berlapis.
Batuan sedimen dan sedimen hanya mengisi 0,029% dari total volume bumi, namun tersebar secara merata pada permukaan bumi dan merupakan dua per tiga batuan yang berada di atas permukaan bumi.
Dipping lapisan batuan sedimen, Rocky Mountains, Canada
(sumber:physicalgeography.net)
Batuan-batuan Sedimen
Batupasir
Lanau
Batulempung
Kongklomerat
Breksi
Rijang
Batugamping
Dolomit (dolostone)
Batubara
Gipsum
Fosforit
TENTANG Bowen’s Reaction Series
Seri Reaksi Bowen (Bowen Reaction Series) menggambarkan proses pembentukan mineral pada saat pendinginan magma dimana ketika magma mendingin, magma tersebut mengalami reaksi yang spesifik. Dan dalam hal ini suhu merupakan faktor utama dalam pembentukan mineral.
Tahun 1929-1930, dalam penelitiannya Norman L. Bowen menemukan bahwa mineral-mineral terbentuk dan terpisah dari batuan lelehnya (magma) dan mengkristal sebagai magma mendingin (kristalisasi fraksional). Suhu magma dan laju pendinginan menentukan ciri dan sifat mineral yang terbentuk (tekstur, dll). Dan laju pendinginan yang lambat memungkinkan mineral yang lebih besar dapat terbentuk.
Dalam skema tersebut reaksi digambarkan dengan “Y”, dimana lengan bagian atas mewakili dua jalur/deret pembentukan yang berbeda. Lengan kanan atas merupakan deret reaksi yang berkelanjutan (continuous), sedangkan lengan kiri atas adalah deret reaksi yang terputus-putus/tak berkelanjutan (discontinuous).
1. Deret Continuous
Deret ini mewakili pembentukan feldspar plagioclase. Dimulai dengan feldspar yang kaya akan kalsium (Ca-feldspar, CaAlSiO) dan berlanjut reaksi dengan peningkatan bertahap dalam pembentukan natrium yang mengandung feldspar (Ca–Na-feldspar, CaNaAlSiO) sampai titik kesetimbangan tercapai pada suhu sekitar 9000C. Saat magma mendingin dan kalsium kehabisan ion, feldspar didominasi oleh pembentukan natrium feldspar (Na-Feldspar, NaAlSiO) hingga suhu sekitar 6000C feldspar dengan hamper 100% natrium terbentuk.
2. Deret Discontinuous
Pada deret ini mewakili formasi mineral ferro-magnesium silicate dimana satu mineral berubah menjadi mineral lainnya pada rentang temperatur tertentu dengan melakukan reaksi dengan sisa larutan magma. Diawali dengan pembentukan mineral Olivine yang merupakan satu-satunya mineral yang stabil pada atau di bawah 18000C. Ketika temperatur berkurang dan Pyroxene menjadi stabil (terbentuk). Sekitar 11000C, mineral yang mengandung kalsium (CaFeMgSiO) terbentuk dan pada kisaran suhu 9000C Amphibole terbentuk. Sampai pada suhu magma mendingin di 6000C Biotit mulai terbentuk.
Bila proses pendinginan yang berlangsung terlalu cepat, mineral yang telah ada tidak dapat bereaksi seluruhnya dengan sisa magma yang menyebabkan mineral yang terbentuk memiliki rim (selubung). Rim tersusun atas mineral yang telah terbentuk sebelumnya, misal Olivin dengan rim Pyroxene.
Deret ini berakhir dengan mengkristalnya Biotite dimana semua besi dan magnesium telah selesai dipergunakan dalam pembentukan mineral.
3. Apabila kedua jalur reaksi tersebut berakhir dan seluruh besi, magnesium, kalsium dan sodium habis, secara ideal yang tersisa hanya potassium, aluminium dan silica. Semua unsur sisa tersebut akan bergabung membentuk Othoclase Potassium Feldspar. Dan akan terbentuk mika muscovite apabila tekanan air cukup tinggi. Sisanya, larutan magma yang sebagian besar mengandung silica dan oksigen akan membentuk Quartz (kuarsa).
Dalam kristalisasi mineral-mineral ini tidak termasuk dalam deret reaksi karena proses pembentukannya yang saling terpisah dan independent.
TENTANG Minerals
Mineral adalah suatu senyawa yang secara alami terbentuk melalui proses geologi. Disebut mineral apabila terbentuk secara alami di alam (bukan sintesis oleh manusia), tersusun dari senyawa anorganik, memiliki stuktur kimia dan mempunyai struktur tertentu, dan memiliki sifat fisik yang konsisten. Sifat fisik yang konsisten menyangkut kekerasan (hardness), bentuk, warna, belahan, dsb.
Pada umumnya kita sulit membandingkan antara batu dengan mineral, tetapi pada dasarnya batu/batuan terbentuk atau mengandung 2 atau lebih mineral dan mineral tidak terbuat dari batu.
Sifat Fisik Mineral :
- Warna
- Kekerasan
- Cerat
- Kilap
- Belahan
- Pecahan
- Bentuk
- Kemagnetan
- Sifat dalam
- Transparensi
Contoh Minerals :
- Talc
- Gypsum
- Calcite
- Fluorite
- Apatite
- Orthoclase
- Plagioclase
- Quartz (kuarsa)
- Topaz
- Corundum
- Diamond
- Piroxene
- Hornblende
- Biotite
Tidak ada komentar:
Posting Komentar